Menetapkan dan Mensucikan Sifat Allah Dari Menyerupai Sifat Makhluk
Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan
Menetapkan dan Mensucikan Sifat Allah Dari Menyerupai Sifat Makhluk adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jumat, 28 Shafar 1442 H / 16 Oktober 2020 M.
Kajian Tentang Menetapkan dan Mensucikan Sifat Allah Dari Menyerupai Sifat Makhluk
Ahlus Sunnah wal Jama’ah tatkala menetapkan sifat-sifat Allah sebagimana dalam prinsip yang pertama, tatkala menetapkan sifat-sifat Allah yang tertera di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, mereka meyakini bahwa sifat-sifat tidak menyerupai sifat makhluk, sifat tersebut sesuai dengan kebesaran, keagungan, kemuliaan dan kesempurnaan Allah Tabaraka wa Ta’ala. Karena sifat tersebut dinisbatkan kepada diri Allah, maka penisbatan tersebut akan mengambil makna yang sesuai dengan Dzat yang memiliki sifat tersebut. Ini harus kita pahami.
Maka semua yang terlintas dalam benak pikiran kita, yang terbesit dalam hati kita, yang muncul dalam hayalan kita atau berbagai persepsi negatif tentang Allah, tentang sifat Allah, maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Suci dari segala bentuk permisalan, percontohan, keserupaan, persepsi yang negatif tersebut, khayalan yang menyimpang tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Suci dari hal itu semua.
Bila kita memahami hal itu, maka kita akan senantiasa di dalam mengimani sifat-sifat tersebut selamat dari pemahaman kaum Musyabbihah. Dan konsekuensinya kita akan selamat juga dari pemahaman kaum Mu’athilah yang menafikan sifat, yang mengingkari sifat Allah.
Jadi kalau kita mendapatkan orang yang berceramah menyampaikan sifat Allah ditakwil, diingkari, apa alasan dia? Kenapa dia mengingkari hal itu? Jawabnya adalah karena dia tidak memahami prinsip yang kedua ini. Yang ada dalam benak pikiran dia, otak dia yang telah terkontaminasi dengan berbagai syubhat ahlul kalam dan filsafat. Syubhat-syubhat tersebut telah menodai pikiran, otak dan akalnya. Sehingga tatkala dia membaca Al-Qur’an atau membaca hadits-hadits Nabi, yang pertama kali terbesit dalam benak pikiran mereka adalah bahwa ini menyerupai sifat makhluk.
Lalu apa yang terjadi? Allah Maha Suci dari menyerupai sifat makhluk. Kemudian mungkin sesekali mereka menggunakan ayat:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
“Tidak ada suatu yang serupa denganNya.” (QS. Asy-Syura[42]: 11)
Kendati ayat tersebut bukan ayat utama bagi mereka. Kendati dalil Al-Qur’anul Karim dan hadits dalam hal ini bukanlah dalil utama bagi ahlul kalam. Dalil utama bagi mereka adalah akal. Akan tetapi tatkala mereka melihat dengan akalnya bahwa sepertinya ayat ini mendukung pendapat kita. Mereka ingin mensucikan Allah lalu digunakan ayat tadi, ini benar. Termasuk ayat:
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
“Tidak ada satupun yang serupa dengan Allah.” (QS. Al-Ikhlas[112]: 4)
Lalu apa yang mereka pahami? Yaitu berarti Allah tidak serupa dengan makhluk. Bila kita tetapkan ayat atau hadits yang menjelaskan tentang sifat, berarti itu mengandung makna menyerupai. Lalu apa yang terjadi? Kata mereka: “Kita harus mensucikan Allah, maka ayat tersebut harus ditakwil.” Padahal ketika ayat tersebut ditakwil, maka akan terjadi pengingkaran dan penafian terhadap sifat-sifat tersebut. Itulah yang terjadi.
Maka tidak heran kalau mereka yang berbicara tentang sifat Allah -karena itu metode ahlul kalam dari kalangan Mu’tazilah, Asya’irah, Maturidiyah dan yang lainnya- seperti itu konsep pemikiran mereka.
Maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah, pengikut Rasulullah dan para sahabatnya, salafush shalih dan yang mengikuti Imam Ahlus Sunnah; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Bukhari, Muslim, dan imam-imam Ahlus Sunnah dalam hadits, dalam aqidah, dalam fiqih dan yang lainnya, mereka menetapkan, mengimani dan meyakini sifat Allah sebagaimana yang dikabarkan oleh Allah dan yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sifat yang sesuai dengan kebesaran dan keagungan Allah, tidak serupa dengan makhluk. Ini harus dipahami dengan baik, ini harus ditanamkan dalam diri kita, harus ditanamkan dalam benak pikiran kita. Dan terus tanamkan dalam diri kita pengagungan kepada Allah.
Saya akan terus ulang-ulangi hal ini. Karena ini adalah sumber terjadinya pengingkaran terhadap sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah sebabnya ahlul kalam menamakan Ahlus Sunnah yang menetapkan sifat-sifat Allah yang tertera dalam Al-Qur’an dan hadits dinamakan Musyabbihah. Karena menurut persepsi mereka, setiap yang menetapkan sifat berarti menyerupakan Allah. Lihatlah bagaimana otak mereka yang telah dinodai dengan pikiran tasybih (menyerupakan). Subhanallah.. Ini adalah kedustaan yang besar.
Allah Tabaraka wa Ta’ala yang lebih mengetahui tentang diriNya. Rasul adalah manusia yang paling mengetahui dan mengenal Allah telah menetapkan hal itu. Tidak ada permasalahan dan tidak muncul persepsi yang negatif tersebut. Kenapa Anda dengan otak yang telah rusak, pikiran yang telah ternodai, hati yang telah kotor disebabkan syubhat-syubhat berani untuk mengatakan hal ini tasybih?
Oleh karena itu, prinsip yang kedua adalah menetapkan sifat dan mensucikan sifat Allah dari menyerupai sifat makhluk. Apapun yang terbesit dalam hati kita dan terlintas dalam benak pikiran kita bahwa sifat ini adalah begini dan seterusnya, tentang tangan Allah, turunnya Allah, datangnya Allah, mata Allah, istiwa’ Allah, tinggi Allah, apa yang terbesit dalam benak pikiran manusia, bahwa yang demikian itu menyerupai sifat makhluk, maka ketahuilah akal Anda telah rusak dan hati Anda telah kotor, diri Anda tidak lagi bersemi dalamnya pengagungan kepada Allah. Cepat-cepat diperbaiki, bersegera untuk membenahi diri, membersihkan otak, pikiran dan hati. Karena tidak bertentangan akal dengan dalil, maka bersegera selamatkan akal, pikiran dan hati Anda. Sesungguhnya Anda telah memiliki persepsi yang negatif tentang Allah, Anda telah berburuk sangka kepada Allah. Ini menyebabkan mereka terjerumus dalam pengingkaran dan persepsi pemikiran yang batil tersebut.
Maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengimani tatkala terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits yang shahih. Sebagai contoh:
الرَّحْمَـٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ ﴿٥﴾
Maka mereka mengimani istiwa’ Allah di atas ‘Arsy yang bermakna tinggi. Tentunya Allah tidak butuh kepada ‘Arsy. Karena Allah Maha Kaya, Allah Maha Besar, Allah Maha Agung, Allah Maha Perkasa, Allah yang memiliki seluruh kesempurnaan, kebesaran dan keagungan. Mustahil Allah istiwa’ di atas ‘Arsy seperti seorang raja duduk di atas singgasananya, mustahil!
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
“Tidak ada yang serupa dengan Allah.” (QS. Asy-Syura[42]: 11)
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49233-menetapkan-dan-mensucikan-sifat-allah-dari-menyerupai-sifat-makhluk/